Anak Langit #2
PROLOG
Akan aku kisahkan tentang apa itu pengorbanan – cinta –
perjuangan – kebebasan – kehidupan – dan berakhir di kematian. Ah’ tidak.
Tepatnya hidup bagaikan kematian atau mungkin ia telah lama mati. Mungkin pula,
ia mati namun hidup dengan cara berbeda.
Kisah ini berawal sebelum semua dimulai. Ya’ telah menjadi
seperti kisah yang memang sudah menjadi legenda langit.
“Kutukkan”
“Kepercayaan”
“Mitos”
Semua berasal dari satu nenek moyang yang melegendakan –
terjadi – terbukti – terngiang dan berakhir pada pola pikir kita kembali.
Menebak-nebak, memperkirakan, berharap semua tidak terjadi.
Ada dua dunia yang terjadi. Satu, dunia tidak memperdulikan.
Dua, dunia yang penuh dengan analisis.
Sayangnya aku berada di dunia yang menganalisis kejadian
tersebut. Panggil saja aku ‘Anak langit’.
Aku tidak dibuang dari surga. Seperti nenek moyang kami,
Adam dan Hawa. Mereka terlibat dengan permainan Iblis yang terjerumus pada
kesombongannya. Namun Adam akhirnya kembali ke surga dengan pengampunan Tuhan.
Sedangkan Hawa? Jujur saja aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Lalu,
apa yang terjadi dengan Iblis? Ah’ ia sedang sibuk di dunia fana tepatnya di
sebuah tempat yang diberi nama Bumi. Planet ke tiga dari tata surya.
Bagaimana dengan mu, Anak Langit?
Ah iya, aku lupa.
Aku tidak dibuang dari surga, lebih tepatnya aku tidak tau apa
aku dikirim untuk sebuah misi seperti Adam, Hawa atau pun Iblis. Tapi, disana!
Di rumah ku di langit, mungkin saat aku belum mengenal pertemanan dengan
malaikat-malaikat yang selalu memperhatikan ku dengan sebuah buku di tangan
kiri dan kanan mereka aku telah diberi sebuah misi dan visi namun, aku belum
menemukan apa tujuanku di kirim ke Bumi ini. Tempat nenek moyang ku dulu
dibuang.
Dan yah’ tak perlu banyak bicara dan berbasa basi lagi akan
ku mulai dengan sebuah kisah klasik yang sejujurnya aku tak ingat sepotong
kisah pun dari apa yang selalu mereka ceritakan – potongan foto – bukti
keberadaanku.
VISI DAN MISI
Seluruh ‘anak langit’ dikirim ke bumi ini memiliki satu visi
dan misi yang sama.
“Menjadi hamba Tuhan – melaksanakan perintah’Nya – menjauhi
apa yang dilarang’Nya”
Simpel. Sangat semudah itu.
Tapi! Ini tidak semudah itu. Tuhan menyiapkan dua tempat
untuk kita sebagai hadiahnya.
Setiap kitab yang diberikan kepada para Nabi – utusan Tuhan
– orang pilihan – juru selamat atau apapun sebutan untuknya sudah jelas
mengatakan bahwa, ada dua tempat untuk setiap manusia yang melaksanakan setiap
visi dan misi yang Tuhan berikan. Surga dan Neraka.
Banyak dongeng, cerita fiksi, film, drama, mitos dan apapun
itu akan selalu menyangkut pautkan kedua tempat
ini.
Surga untuk para pengikut Tuhan yang setia berada di jalan
kebaikan dan Neraka untuk para pendusta Tuhan. Sangat sederhana. Tapi tetap tak
sesederhana itu.
Ingatlah Tuhan itu maha pengasih – pengampun – penyayang.
Apakah semua orang ‘tidak baik’ pasti akan masuk Neraka? Apakah semua orang
‘baik’ akan masuk Surga?
Tidak ada yang tau apa kebenarannya. Kebenaran hanya ada
satu. Di atas langit.
Lalu apakah semua yang kita lakukan baik itu kebaikan atau
keburukan menjadi tak berarti? Tidak sobat, semua sudah ada timbangannya –
penilaiannya. Tuhan itu sangat hebat, Tuhan itu sangat teliti. Saat kau
menciptakan alat anti kebohongan Tuhan sudah tahu kau berbohong. Saat semua
orang jenius di bumi memperdebatkan adakah mahluk lain selain manusia diluar
planet ini? Tuhan memberikan setiap dugaan dengan petunjuk untuk menjawab
setiap pertanyaan manusia.
Jawabannya? Tergantung pada usaha kita sendiri.
Apa aku mencoba membaca gerakan Tuhan? Oh astaga! Mana aku
berani melakukannya. Aku hanya satu dari ribuan anak langit yang mencoba
berfikir – menduga-duga – memperkirakan dan sampai pada suatu kesimpulan di
sini dalam kepala ku.
Sebenarnya apa visi ku? Apa misi ku?
Aku tak dapat menyangkal bahwa benar aku sudah tahu apa
sebenarnya visi dan misi ku. Jika kau seorang penganut agama tertentu kau akan
mengerti apa yang aku bicarakan apa yang aku katakan.
Visi dan misi ku di bumi ini sudah aku sebutkan di atas
tadi, sebagai pelengkapnya adalah setiap mahluk yang Tuhan ciptakan adalah
untuk beribadah kepada-Nya. Namun, apa hanya itu yang kita lakukan?
Mari berfikir kembali. Jika hanya untuk beribadah
kepada-Nya, mengapa ia ciptakan bumi yang indah, binatang yang beraneka ragam,
hasrat dalam setiap manusia, nasib dan takdir, kehidupan dan kematian yang jika
pada intinya kita hanya menuju pada satu tujuan yang sama yaitu ketaatan.
Apa Tuhan sedang membuat suatu permainan? Apa IA sedang
menguji kita? Mungkinkah Ia ingin melihat mana di antara kita yang mampu
bertahan dari level permainan ini. Siapa yang benar-benar mengikuti-Nya dan
mana yang tidak. Seperti yang sudah ku bilang, hadiahnya ada di dua tempat
tadi. Surga dan Neraka.
Lalu, aku mulai berfikir kembali. Apa hanya itu tujuan kita
diciptakan? Apa hanya untuk itu. tentu tidak, kita dituntut untuk mengerti
manusia lainnya, untuk hidup secara bersama-sama dengan mahluk lainnya.
Mempelajari setiap hal di muka bumi ini. Menjelajahi setiap jengkal ciptaan-Nya
dan kembali mempelajari apa yang ia titipkan pada orang-orang pilihan yang Ia
kirimkan pada kita. Kitab-kitab yang dulu nenek moyang kita yakini hingga
sekarang. Tauret, Zabur, Injil dan Al-Quran.
Aku, anak langit. Salah satu dari sekian banyak manusia yang
Tuhan ciptakan akan menyebutkan diri ini, tubuh ini, roh yang berada dalam
jasadku ini dengan memberi nama...
Alif.
Komentar
Posting Komentar